Pada suatu petang yang berangin kencang, langit Taiwan berubah menjadi kelam seperti kain beludru. Awan-awan bergulung dan menderu, bagaikan raksasa yang marah. Saya duduk di rumah, ketakutan mendengar deru angin di luar. Saya tahu bahwa badai sedang datang, dan itu bukanlah badai biasa.
Awalnya, angin hanya bertiup kencang, menggoyangkan jendela dan membuat pohon-pohon menari liar. Namun, secara bertahap, angin itu semakin kencang, berubah menjadi raungan yang memekakkan telinga. Saya bisa merasakan rumah saya bergetar, seolah-olah akan roboh.
Hujan mulai turun dengan sangat lebat, mencambuk jendela dengan dahsyat. Petir menyambar di langit, menerangi kamar dengan cahaya yang menyilaukan. Saya bersembunyi di bawah selimut, menggigil ketakutan. Saya tidak pernah mengalami badai seperti ini sebelumnya.
Ketika badai mencapai puncaknya, rumah saya tiba-tiba menjadi gelap. Listrik padam, dan saya terjebak dalam kegelapan. Saya bisa mendengar angin menderu di luar, mengguncang rumah saya hingga ke fondasinya. Saya merasa sangat kecil dan tak berdaya saat itu.
Saya tidak tahu berapa lama badai itu berlangsung. Yang saya tahu, itu adalah malam yang paling panjang dalam hidup saya. Ketika fajar akhirnya menyingsing, angin mulai mereda, dan hujan pun berhenti. Saya keluar dari bawah selimut dan mengintip ke luar jendela.
Apa yang saya lihat membuat saya tercengang. Pohon-pohon tumbang di mana-mana, menghalangi jalan dan merusak rumah-rumah. Kabel listrik terputus, membuat jalanan menjadi gelap gulita. Mobil-mobil terbalik dan rusak, berserakan di jalan raya.
Saya melangkah keluar dari rumah dan melihat pemandangan yang sama di mana-mana. Taiwan telah dilanda badai dahsyat yang telah meninggalkan jejak kehancuran. Saya merasa sangat sedih melihat begitu banyak orang yang kehilangan harta benda dan rumahnya.
Namun, di tengah-tengah semua kehancuran itu, saya juga melihat semangat yang luar biasa. Orang-orang membantu tetangga mereka membersihkan puing-puing, berbagi makanan dan air, serta memberikan dukungan moral. Saya terkesan oleh kekuatan dan ketahanan mereka.
Badai itu telah mengajari saya banyak hal. Saya belajar bahwa kita tidak pernah bisa benar-benar mengendalikan alam. Namun, kita dapat memilih untuk tetap kuat dan saling membantu ketika terjadi kesulitan. Saya juga belajar bahwa bahkan dalam saat-saat tergelap, selalu ada harapan.
Taiwan telah melalui banyak badai dalam sejarahnya. Namun, setiap kali, Taiwan selalu bangkit kembali lebih kuat dari sebelumnya. Saya yakin bahwa Taiwan akan mampu mengatasi badai ini dan membangun kembali menjadi negara yang lebih baik.