Dalam hiruk pikuk London yang ramai, sebuah rumah berdinding bata di pinggiran kota menjadi pusat perhatian yang tidak biasa. Itu adalah rumah Toby Collyer, seorang penimbun terkenal yang menyembunyikan rahasia di balik tumpukan puing yang menjulang tinggi.
Collyer, seorang pria tua yang eksentrik, menghabiskan hidupnya mengumpul benda-benda aneh dan tidak berguna. Rumahnya menjadi sebuah labirin sampah, diisi dengan segala hal mulai dari koran bekas hingga suku cadang mobil berkarat. Tetangganya menyaksikan dengan heran saat tumpukannya terus menumpuk, menghalangi jalan dan bahkan memenuhi tamannya.
Tapi di balik kekacauan itu, ada sebuah kisah menyentuh. Collyer adalah seorang insinyur yang sukses, namun kehidupannya berubah menjadi terisolasi setelah serangkaian tragedi pribadi. Kematian istrinya dan hilangnya putranya membuatnya tenggelam dalam kesedihan, dan penimbunannya menjadi cara untuk mengatasinya.
Saat Collyer semakin tua dan kesehatannya menurun, kondisinya semakin buruk. Rumahnya yang penuh sesak menjadi bahaya bagi kebakaran dan runtuh. Tetangganya, yang mengkhawatirkan kesejahteraannya, memanggil pihak berwenang.
Pada tahun 1947, sebuah tim polisi dan petugas pemadam kebakaran menggerebek rumah Collyer. Di dalam, mereka menemukan pria tua itu terbaring di tempat tidur, dikelilingi oleh sampah. Dia telah meninggal karena kelaparan, terjebak di sarangnya sendiri.
Penggerebekan itu mengungkap rumah yang penuh dengan kekacauan yang tak terbayangkan. Tumpukan sampah menjulang tinggi ke langit-langit, menciptakan gua-gua yang gelap dan berbahaya. Polisi menemukan lebih dari 100 ton barang yang tidak berguna, termasuk ribuan buku, majalah, dan koran.
Kisah Toby Collyer menjadi legenda, sebuah kisah tentang isolasi, kehilangan, dan kesedihan yang mendalam. Rumahnya yang berantakan menjadi pengingat akan betapa mudahnya kita tersesat dalam harta benda kita dan melupakan hal-hal penting dalam hidup.
Pada tahun 1968, rumah Collyer dihancurkan, menyisakan hanya sebuah halaman kosong di tempat yang pernah menjadi simbol penimbunan ekstrem. Namun, kisah Toby Collyer terus hidup, sebuah peringatan akan bahaya mengasingkan diri kita dari dunia dan menemukan penghiburan dalam kekacauan.