TV: Jendela Hiburan yang Semakin Sempit




Saya masih ingat jelas saat kecil, bagaimana saya menghabiskan berjam-jam di depan televisi. Saya suka menonton kartun dengan mata lebar, tertawa terbahak-bahak pada komedi situasi, ikut terharu dalam drama. TV adalah jendela saya menuju dunia yang penuh warna dan cerita.
Namun, seiring bertambahnya usia, jendela itu terasa semakin sempit. Bukannya kualitas acara TV yang meningkat, justru sebaliknya. Siaran yang disuguhkan semakin minim variasi dan terasa monoton. Acara-acara jadul yang menghibur digantikan oleh sinetron yang tak ada habisnya.
Saya bukannya anti sinetron, tapi jangan sampai hanya sinetron yang mendominasi layar kaca kita. Ada begitu banyak genre lain yang bisa dieksplorasi, seperti dokumenter, drama Korea, film-film indie, dan masih banyak lagi.
Saya rindu era di mana TV menjadi sumber hiburan yang berkualitas. Di mana kita bisa belajar, tertawa, dan tergerak untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bukan hanya sekadar tontonan yang membuang-buang waktu.
Ketergantungan pada Televisi
Selain kualitas acara yang menurun, ada masalah lain yang mengkhawatirkan terkait televisi. Yaitu, ketergantungan yang berlebihan pada perangkat tersebut.
Saya pernah melihat anak-anak yang lebih memilih menonton TV daripada bermain di luar rumah. Orang dewasa yang menghabiskan malam demi malam di depan layar, mengabaikan keluarganya. Televisi telah menjadi semacam obat bius, membuat kita malas dan lupa akan dunia nyata.


Dampak Negatif Televisi
Dampak negatif televisi juga tidak bisa disepelekan. Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan TV yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental.
Dari segi fisik, menonton TV dapat menyebabkan obesitas, gangguan tidur, dan masalah kardiovaskular. Sementara itu, dari segi mental, televisi dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan penurunan fungsi kognitif.
Bukan hanya itu, televisi juga dapat memengaruhi perilaku kita. Kita menjadi lebih agresif, konsumtif, dan sulit fokus.


Masa Depan Televisi
Lalu, bagaimana masa depan televisi? Apakah perangkat ini akan semakin kehilangan popularitasnya?
Sulit untuk memprediksi masa depan, namun ada beberapa tren yang perlu diperhatikan.
Pertama, semakin banyak orang yang beralih ke platform streaming seperti Netflix dan Disney+, yang menawarkan konten yang lebih beragam dan sesuai dengan selera mereka.
Kedua, televisi semakin terintegrasi dengan internet. Hal ini membuka peluang baru untuk interaktivitas dan personalisasi.
Ketiga, televisi menjadi lebih canggih secara teknologi. TV 4K dan 8K menawarkan kualitas gambar yang lebih baik, sementara TV pintar memungkinkan kita untuk mengontrol perangkat lain di rumah.


Rekomendasi
Meskipun kualitas televisi saat ini masih memprihatinkan, tetap ada beberapa acara yang masih layak ditonton. Berikut adalah beberapa rekomendasi saya:
  • Dokumenter: "Our Planet", "The Great Hack", "Wild Wild Country"
  • Drama Korea: "Crash Landing on You", "Itaewon Class", "Vincenzo"
  • Film Indie: "The Farewell", "Parasite", "Moonlight"


Selain itu, saya juga menyarankan untuk membatasi waktu menonton televisi. Alokasikan waktu Anda untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat, seperti membaca, olahraga, atau berkumpul dengan keluarga dan teman.
Televisi adalah jendela yang memperluas cakrawala kita. Namun, jendela itu tidak boleh terlalu sempit sehingga menghalangi kita untuk melihat dunia yang sebenarnya.