Wiranto: Berliku Menuju Bhinneka Tunggal Ika




Perjalanan Wiranto sebagai pemimpin nasional bukanlah tanpa halangan. Terlahir dari keluarga prajurit di Yogyakarta, ia tumbuh dengan rasa cinta tanah air yang besar. Karier militernya yang cemerlang membawa namanya ke puncak tertinggi Angkatan Darat.
Namun, kiprah Wiranto di dunia politik tak semulus karier militernya. Ia sempat dikritik karena keterlibatannya dalam peristiwa Trisakti dan Semanggi I-II. Meski menghadapi kontroversi, ia tetap konsisten memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Keberagaman itu kekayaan. Kita harus bersyukur Indonesia kaya suku, agama, dan ras. Tugas kita adalah menjaga perbedaan itu agar tetap dalam bingkai kesatuan," ujar Wiranto.
Perjuangan tersebut ia wujudkan melalui berbagai kebijakan. Salah satunya adalah pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) yang bertujuan membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya toleransi. Ia juga menggagas Deklarasi Yogyakarta tentang kekerasan seksual pada masa konflik bersenjata.
Meski tak selalu berhasil meraih dukungan penuh, Wiranto tak pernah gentar memperjuangkan keyakinannya. Baginya, menjaga keutuhan NKRI adalah harga mati.
"Saya tidak pernah ragu untuk melawan siapa pun yang mengancam persatuan bangsa. Saya siap berkorban demi Merah Putih," tegasnya.
Tentu saja, perjuangan Wiranto tak lepas dari tantangan. Ia menghadapi tentangan dari pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa. Namun, ia tetap berpegang teguh pada prinsip kebangsaan.
"Kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air. Perbedaan kita adalah anugerah, bukan alasan untuk bertengkar," kata Wiranto penuh harap.
Pengabdian Wiranto untuk bangsa telah mengukir namanya dalam sejarah Indonesia. Meski perjalanan hidupnya dipenuhi rintangan, ia tetap teguh memperjuangkan Bhinneka Tunggal Ika. Kisahnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mari kita songsong masa depan bersama-sama. Indonesia kuat jika kita bersatu," tutup Wiranto.